Sunday, September 25, 2005
Renungan hari ini
Membawa Serta
Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara (Ibrani 2:11)
Bacaan : Ibrani 2:5-18
Terdengar kor gerutuan setelah diumumkan bahwa penerbangan kami akan mengalami penundaan selama satu setengah jam. Karena cuaca buruk di Chicago, hanya beberapa pesawat yang dapat mendarat. Akan tetapi tidak lama kemudian, pengumuman lain membuat orang-orang itu ceria. Kami diberi tahu bahwa ada seorang kurir medis yang membawa tulang sumsum yang diperlukan untuk transplantasi. Hal ini membuat penerbangan kami menjadi prioritas utama untuk mendarat di Chicago. Dalam beberapa menit kami berangkat, “terbawa serta” oleh misi penting seseorang.
Ketika kami mendarat dan diantarkan langsung ke gerbang di O’Hare, salah satu bandar udara yang paling sibuk, saya kemudian merenungkan tentang Yesus Kristus, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya, telah memungkinkan kita untuk memasuki hadirat Allah. Hanya oleh iman pada karya-Nya, kita dipersekutukan dengan Dia dan turut ambil bagian dalam segala yang disediakan-Nya bagi kita. Penulis Kitab Ibrani mengatakan bahwa “memang sesuai dengan keadaan Allah ... yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara” (2:10,11).
Setiap hari, marilah kita menaikkan syukur kepada Allah atas karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus, yang kasih serta pengurbanan-Nya telah “membawa kita serta” kepada Allah Bapa
 
posted by Unknown at 12:25:00 PM | Permalink | 0 comments
Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput memandang dengan wajah yang berseri-seri, dengan senyum yang cerah Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!" Dia pun memberi saya pelukan yang sangat erat. "Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih begitu muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok. Dengan canda dia menjawab, "Saya di sini
untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan
bepergian."
"Ah, yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya!" katanya. Setelah beberapa bulan kami menjadi akrab, dia sering bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidupnya yang menarik, dan pelajaran-pelajaran yang pernah dia dapat selama hidupnya.
Pada akhir semester, kami mengundang rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami.Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada microfon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."
"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua. Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi."
"Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya." "Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun."
"Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan."
"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti saya biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak saya perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."
Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah diwisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa
kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan
 
posted by Unknown at 12:09:00 PM | Permalink | 0 comments
Wangi Tuhan
Angin bulan Maret yang dingin meniup malam yang sunyi di Dallas ketika dokter berjalan ke sebuah ruang rumah sakit yang kecil dari Diana Blessing.Masih gugup karena operasi, David suaminya memegang tangannya ketika merekamempersiapkan diri untuk menerima kabar terakhir. Sore itu 10 Maret 1991, komplikasi menimpa anak mereka, Cindy Lou Blessing. Dengan panjang 12 inci dan hanya seberat 1 pon dan 9 ons, mereka mengetahui bahwa Cindy lahir prematur dan dalam kondisi yang membahayakan. Walau demikian, tetap saja perkataan sang dokter jatuh seperti bom bagi mereka."Aku kira ia tidak dapat melaluinya", katanya, mengucapkannya selembut yangia dapat. "Hanya 10 persen kemungkinannya ia akan hidup melalui malam ini, dan bahkan jika benar, masa depannya akan menjadi sangat kejam." Kaku karena ketidakpercayaannya atas berita itu, David dan Diana mendengarkan sementara sang dokter menggambarkan masalah besar yang akan Cindy hadapi jika ia berhasil hidup. Ia tidak akan dapat berbicara, bahkan ia dapat menjadi buta, dan ia dapat dipastikan akan mudah dan rapuh sekali terkena hal yang membahayakannya dari lumpuh karena otak yang luka sampai keterbelakangan mental, dan sebagainya. "Tidak! Tidak!" adalah satu-satunya hal yang dapat Diana katakan. Ia dan David, dengan anaknya Dustin yang berumur 5 tahun, telah sejak lama memimpikan memiliki seorang anak perempuan dalam keluarga mereka. Sekarang, hanya dalam hitungan jam, mimpi itu telah pergi. Melalui jam-jam yang gelap di pagi itu sementara Cindy tergantung pada kehidupan oleh seutas benang, Diana mengalami tidur yang gelisah, menjadi semakin dikuatkan bahwa anak perempuan mungil mereka akan hidup dan hidup menjadi gadis muda yang sehat dan bahagia. Tapi David, terjaga dan mendengarkan detail kemungkinan hidup putri mereka akan meninggalkan rumah sakit dengan hidup, dan tidak sehat, mengetahui bahwa ia harus memberitahukan istrinya hal-hal yang tidak mereka harapkan. David masuk dan mengatakan bahwa mereka perlu membicarakan sebuah rencana pemakaman. Diana mengingat, "Aku merasa sangat kecewa padanya karena segala hal yang ia kerjakan-mencoba untuk mengajakku dalam segala hal yang sedang terjadi-tapi aku hanya tidak mau mendengarkannya, aku tidak maumendengarkannya." Aku berkata, "Tidak, hal itu tidak akan terjadi, tidak boleh! Aku tidak perduli apa yang dikatakan dokter; Cindy tidak akan meninggal! Suatu hari ia akan menjadi baik dan pulang ke rumah bersama kami!" Bagaikan digerakkan hidup oleh tekad Diana, Cindy bertahan hidup jam demi jam, dengan pertolongan setiap peralatan dan keajaiban medis yang ada yang tubuh kecilnya dapat menanggungnya. Tapi ketika hari-hari pertama itu berlalu, sebuah kepedihan yang baru muncul bagi David dan Diana. Karena sistem syarafnya yang belum berkembang terlalu rapuh, maka ciuman ringan atau sentuhan sayang mereka pun hanya akan menyebabkan penderitaan baginya, sehingga dengan demikian mereka bahkan tidak dapat menggendong bayi kecil mereka untuk memberikan kekuatan cinta baginya. Sementara Cindy berjuang di bawah sinar ultra violet dan kabel-kabel serta tabung-tabung apa yang dapat mereka lakukan hanyalah berdoa supaya Tuhan tetap berada di dekat bayi mungil mereka yang berharga. Tidak pernah ada waktu dimana Cindy menjadi lebih kuat. Tapi sementara minggu-minggu berlalu dengan perlahan berat badannya bertambah seons di sini dan bertambah kuatseons di sana. Akhirnya, ketika Cindy berumur 2 bulan, orang tuanya dapat merangkulnya untuk pertama kalinya. Dan 2 bulan kemudian walaupun dokter dengan lembut memperingatkan bahwa peluang hidupnya, tidak dapat dikatakan hidup secara normal, adalah sama dengan nol, Cindy pulang ke rumah dari rumah sakit itu, persis seperti yang ibunya perkirakan. Hari ini, lima tahun kemudian, Cindy adalah seorang gadis mungil yang lincah, dengan mata abu-abu yang bersinar-sinar dan semangat hidup yang tidak pernah padam. Ia tidak menunjukkan sama sekali cacat secara mental atau fisik. Secara singkat, ia adalah sosok gadis kecil yang sempurna namun ini bukanlah akhir dari cerita ini. Suatu sore yang cerah di musim panas 1996 dekat rumahnya di Irving, Texas, Cindy sedang duduk di pangkuan ibunya di tempat duduk suatu lapangan bola di mana tim baseball kakaknya Dustin sedang berlatih. Seperti biasanya Cindy mengobrol dengan ibunya dan beberapa orang dewasa yang duduk di dekatnya ketika tiba-tiba ia terdiam. Dengan memeluk lengan ibunya di depan dadanya Cindy bertanya, "Apakah mama menciumnya?" Dengan membaui udara dan mengenali aroma badai yang mendekat, Diana menjawab, "Iya, wanginya seperti wangi hujan." Cindy menutup matanya dan kembali bertanya, "Apakah mama menciumnya?" Kembali ibunya menjawab, "Iya, aku pikir kita akan menjadi basah, ini adalahwangi hujan." Masih terbawa oleh suasana itu, Cindy menggelengkan kepalanya, menepuk-nepuk bahunya yang kurus dengan tangannya yang kecil dan dengan keras berkata, "Tidak, ini seperti wanginya Dia. Ini adalah seperti wangi Tuhan waktu kau menyandarkan kepalamu di dada-Nya." Air mata mengaburkan mata Diana ketika kemudian Cindy dengan gembira melompat turun untuk bermain dengan anak-anak lainnya. Sebelum hujan turun, kata-kata anak perempuannya memastikan apa yang Diana dan seluruh keluarga Blessing sudah ketahui, paling tidak di dalam hati mereka, selama ini. Selama hari-hari dan malam-malam yang panjang dari dua bulan pertama kehidupannya, ketika syarafnya masih terlalu lemah untuk menerima sentuhan mereka, Tuhan memegang Cindy di dada-Nya dan wangi yang harum inilah yang paling diingat olehnya.
 
posted by Unknown at 12:01:00 PM | Permalink | 0 comments
Apakah engkau mengasihi AKu ?
Suatu hari, aku bangun dini hari untuk menyaksikan sang surya terbit. Dan keindahan karya ciptaan Tuhan sungguh tak terlukiskan. Sementara aku mengaguminya, aku memuliakan Tuhan oleh karena karya-Nya yang mempesona. Sementara aku duduk di sana, aku merasakan kehadiran Allah dalam diriku.Ia bertanya kepadaku,"Apakah engkau mengasihi Aku?" Aku menjawab, "Tentu saja Tuhan! Engkaulah Allah dan Juruselamat-ku!"Kemudian Ia bertanya,"Seandainya engkau cacat jasmani, apakah engkau akan tetap mengasihi Aku?"Aku terpana. Aku memandangi tanganku, kakiku dan seluruh bagian tubuhku yang lain sambil memikirkan betapa banyak pekerjaan yang tidak akan dapat aku lakukan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini aku anggap biasa. Dan aku menjawab, "Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau."Kemudian Tuhan berkata,"Seandainya engkau buta, apakah engkau akan tetap mengagumi ciptaan-Ku?" Bagaimana aku dapat mengagumi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Kemudian pikiranku melayang kepada orang-orang buta di muka bumi ini dan betapa banyak di antara mereka yang mengasihi Tuhan dan mengagumi ciptaan-Nya. Jadi aku menjawab, "Sulit dibayangkan Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau."Kemudian Tuhan bertanya kepadaku,"Seandainya engkau tuli, apakah engkau akan tetap mendengarkan firman-Ku?" Bagaimana aku dapat mendengar jika aku tuli? Aku tersadar, mendengarkan Firman Tuhan tidak hanya dengan telinga, tetapi dengan hati. Maka aku menjawab, "Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan firman-Mu."Kemudian Tuhan bertanya,"Seandainya engkau bisu, apakah engkau akan tetap memuliakan Nama-Ku?" Bagaimana aku dapat memuji tanpa bersuara? Lalu menjadi jelas bagiku: Tuhan menghendaki kita menyanyi dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi soal apakah suara kita terdengar sumbang. Dan memuliakan Tuhan tidak selalu dengan nyanyian, tetapi dengan berbuat baik kita menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Jadi aku menjawab, "Meskipun aku tidak dapat melantunkan nyanyian pujian, aku akan tetap memuliakan Nama-Mu." Dan Tuhan bertanya, "Apakah engkau sungguh mengasihi Aku?"Dengan tegas dan penuh keyakinan, aku menjawab lantang, "Ya Tuhan! Aku mengasihi Engkau karena Engkaulah satu-satunya Allah yang Benar."Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tetapi ..Tuhan bertanya, "JIKA DEMIKIAN, MENGAPA ENGKAU BERDOSA?" Aku menjawab, "Karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak sempurna.""JIKA DEMIKIAN, MENGAPA PADA SAAT SUKA, ENGKAU MENYIMPANG JAUH?MENGAPA HANYA PADA SAAT DUKA SAJA ENGKAU BERDOA DENGAN KHUSUK?"Tidak ada jawaban. Hanya air mata.Tuhan melanjutkan:"Mengapa melantunkan pujian hanya di gereja dan di tempat-tempat retret?Mengapa datang kepada-ku hanya pada saat doa?Mengapa meminta dengan demikian egois?Mengapa tidak setia?"Air mata mengalir jatuh di pipiku."Mengapa engkau malu akan Aku?Mengapa engkau tidak mewartakan Kabar Sukacita?Mengapa pada saat aniaya engkau berpaling kepada yang lain sementara Aku menyediakan punggung-Ku untuk memikul bebanmu?Mengapa mengajukan alasan-alasan ketika Aku memberimu kesempatan untuk melayani dalam Nama-Ku?"Aku berusaha menjawab, tetapi tidak ada jawab yang keluar."Engkau dikaruniai hidup. Aku menciptakan engkau, jangan sia-siakan hidupmu.Aku memberkati engkau dengan talenta-talenta untuk melayani Aku, tetapi engkau senantiasa menghindar.Aku telah menyingkapkan rahasia Firman-Ku kepadamu, tetapi pengetahuanmu tidak bertambah.Aku berbicara kepadamu, tetapi telingamu tertutup rapat.Aku menunjukkan belas kasih-Ku kepadamu, tetapi matamu tidak melihat.Aku mengirimkan penolong-penolong bagimu, tetapi engkau duduk terpangku tangan sementara mereka engkau singkirkan.Aku mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya.""APAKAH ENGKAU SUNGGUH MENGASIHI AKU?" Aku tidak mampu menjawab. Bagaimana mungkin? Aku amat malu.Aku tidak punya penjelasan. Apa yang dapat aku katakan?Ketika hatiku menjerit dan air mata telah membanjir, aku berkata, "Ampuni aku, Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu."Tuhan menjawab, "Itu Rahmat, Anak-Ku."Aku bertanya, "Jika demikian, mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku? Mengapa Engkau demikian mengasihi aku?"Tuhan menjawab, "Karena engkau adalah Ciptaan-Ku. Engkau adalah Anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkan engkau."Jika engkau menangis, hati-Ku hancur dan Aku akan menangis bersamamu.Jika engkau bersorak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu.Jika engkau putus asa, Aku akan menyemangatimu.Jika engkau jatuh, aku akan mengangkatmu.Jika engkau lelah, Aku akan menggendongmu.Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman, dan Aku akan selalu mengasihimu selamanya."Belum pernah aku menangis sedemikian pilu sebelumnya.Bagaimana mungkin aku bersikap dingin dan beku selama ini?Bagaimana mungkin aku melukai hati-Nya dengan segala kelakuanku? Aku bertanya kepada Tuhan, "Berapa besar Engkau mengasihi aku, Tuhan?"Tuhan merentangkan kedua belah tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang berlubang tertembus paku.Aku bersimpuh di kaki Kristus, Juruselamat-ku.Dan untuk pertama kalinya aku berdoa dengan segenap hati
 
posted by Unknown at 11:56:00 AM | Permalink | 0 comments
Bentuk Hati mu

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata "Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?".Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ?Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa "Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan"."Ya", kata pak tua itu," hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"
Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, lalu merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.Bagaimanakah bentuk hatimu..?????

JCLUF,
"Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya."
-Amsal 14:26-
As long as we have
 
posted by Unknown at 1:52:00 AM | Permalink | 0 comments
Ketika Semua Tidak Ada Jawaban, Dia ada untukmu
Tentu kita pernah merasa bahwa di setiap masalah yg kita alami ini tidak ada jawaban.
Mungkin tidak ada jalan ??????
Tidak ada orang yang bisa kita ajak tukar pikiran ????
Masalah yang kita hadapin apakah masalah yang berat ????
Kita harus yakin dan percaya bahwa God will make away. Tuhan itu selalu ada bagi kita, Dia selalu memperhatikan kita, selalu mendengar persoalan kita.
Semua persoalan yang kita hadapin tidaklah melebihi kekuatan kita. Dia selalu ada bagi kita, seperti lagu "Bapa yg kekal"
*********************************************************************************
"Bapa yang kekal"
cipt Franky Sihombing
Kasih yang sempurna telah
kuterima dariMu
bukan karena kebaikanMu
hanya oleh kasih karuniaMu
Kau pulihkan aku
layakkan aku tuk dapat memanggilMu Bapa
Kau beri yang kupinta
saat ku mencari ku mendapatkan
ku ketuk pintuMu dan Kau bukakan
Sebab Kau Bapaku, Bapa yg kekal
takkan Kau biarkan aku melangkah hanya sendirian
Kau selalu ada bagiku
Sebab Kau Bapaku, Bapa yg kekal
******************************************************************************
Mungkin saat ini kita merasa sendirian, tidak ada yang menemanin kita, kita harus mengingat bahwa kita masih punya seorang Sahabat (bahkan kita bisa memanggilnya Bapa) yg takkan pernah meninggalkan kita.
Teman bisa meninggalkan kita
Orang tua kita bisa meninggalkan kita
Pacar kita bisa meninggalkan kita
Suami / istri kita bisa meninggalkan kita
Tapi Tuhan Yesus Takkan Penah Meninggalkan Kita Sekalipun. Manusia bisa mengecewakan kita, tapi Tuhan Yesus tidak pernah mengecewakan kita. Dia selalu ada bagi setiap orang yang membutuhkan. Seringkali justru kitalah yang membuat Tuhan kecewa kepada kita.
Friends,ingatlah bahwa Tuhan buka jalan tuk setiap masalahmu. Dan Tuhan membuat segala sesuatunya indah pada waktuNya.
Roma 8 : 28 ; kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
 
posted by Unknown at 1:05:00 AM | Permalink | 0 comments